Sebelumnya saya akan mencoba sedikit bertanya. Apa sih manfaat yang diperoleh dengan merokok itu?
Itulah pertanyaan yang
selalu terlontar di dalam benak saya ketika mendengar ataupun
menyaksikan ada orang yang merokok. Rokok hanya menghasilkan asap. Lalu
asap itukah yang menjadi daya tarik. Biasanya sesuatu yang menarik itu
pasti karena ada “sesuatu” sehingga menjadikan sesuatu itu menjadi
sesuatu banget kata syahrini seperti itu.
Misalkan anda suka
makan buah jeruk. Ketika anda makan jeruk apa yang anda harapkan dengan
jeruk itu? pasti anda memakan buah jeruk karena rasanya yang segar dan
mengandung vitamin yang sangat penting bagi tubuh.
Lalu apakah relevan jika dihubungkan dengan rokok? Jawabannya sangat relevan. Pertama, rokok itu rasanya seperti apa sih? Manis, asam, atau seperti apa? Kedua, bagaimana khasiatnya bagi tubuh?
Hmm… pasti tak akan
ada yang bisa menjawabnya. Kecuali orang yang menjawabnya itu sudah
gila, sedang mabuk, atau sambil bercanda.
Merokok Itu Menyehatkan?
zat yang terkandung dalam sebatang rokok (sumber:kadangmenarik.wordpress)
Kalau dilihat dari segi kesehatan
jelaslah bahwa rokok merupakan sumber malapetaka. Rokok hanya akan
memberikan penyakit pada tubuh bukan kesehatan. Saya rasa kita semua
sudah sangat paham akan hal itu.
Tak usahlah saya
sebutkan satu per satu apa dampak merokok bagi tubuh. Karena setiap hari
kita pasti mendengar, membaca dan menyaksikan peringatan yang
menjelaskan mengenai dampak yang ditimbulkan karena merokok.
“MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN”.
Pernyataan seperti itu
hanya sebagai pemanis dibibir saja. Sudah jelas sekali tulisan itu
mudah untuk dibaca dan dipahami. Walau semua perokok sudah memahaminya
dengan jelas tetap saja kebiasaan merokok susah untuk dihindari. Apa
rokok bisa menyebabkan kecanduan atau ketergantungan? Mungkin saja bisa.
Namun apakah bisa dihindari atau ditinggalkan? Jelas saja jawabannya
sangat bisa. Lihat saja banyak kok orang yang berhenti merokok.
Merokok Supaya Dibilang Gaul?
Saya dulunya juga
pernah mencoba-coba bagaimana rasanya merokok itu. maklumlah masih
anak-anak. Ada perasaa untuk coba-coba supaya bisa dibilang gaul. Gaul?
Ya… doktrin seperti itu yang selalu kita temui di masyarakat. Para
remaja beranggapan seperti itu. kalau tidak merokok dibilang tidak gaul,
tidak gentel atau banci. “Banci saja merokok masa kamu nggak?!”. Akibat
pernyataan seperti itu otomatis banyak remaja yang coba-coba merokok.
Merokok supaya tidak dicap banci dan supaya tidak menjadi bahan olokan
bagi teman-temannya.
Gaul itu sebenarnya seperti apa sih? Harus merokok? Gaya keren?
Lalu dengan merokok,
bisa dibilang gaul? Yang ada malah sebaliknya. Akibat merokok tubuh
penuh penyakit. Hidup malah semakin hancur. Ketika sudah seperti itu
masih bisa dibilang gaul?
Peran Orang Tua Sangat Berpengaruhi
Maka dalam hal ini
remaja menjadi sangat rentan. Memang awalnya hanya coba-coba saja. Namun
karena tuntutan keadaan membuat ia harus sering berhubungan dengan
rokok dan asap rokok. Akhirnya berujung pada kecanduan, ketagihan atau
ketergantungan. Susah untuk dihentikan.
Karena remaja sangat
rentan dalam masalah ini maka peran orang tua sangat penting dalam
memberikan pemahaman akan dampak yang ditimbulkan akibat merokok. Jika
sejak awal sudah ditanamkan maka masalah ini bisa sedikit ditanggulangi. Ketika sudah semakin besar anak akan bisa berpikir mana yang terbaik baginya.
Namun yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana anak tidak merokok sedangkan orang tuanya
saja merokok. Orang tua jelas sangat sangat mempengaruhi. Jangan marah
pada anak jika ia merokok sedang ayahnya juga merokok. Seperti kata
pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ayah merokok anak biasanya
juga merokok. Sedikit yang dijumpai ayah merokok tapi anak tidak
merokok.
Tidak Merokok, Tubuh Sehat Kantong Juga Sehat
Yang sering kita
jumpai di masyarakat bahwa yang suka merokok itu adalah mereka yang
kondisi ekonominya susah. Ekonominya susah namun masih saja
menghambur-hamburkan uang. Merokok kan sama saja dengan membakar uang.
Kalau ingin kaya dan
banyak uang maka jangan merokok. Mendingan uang yang seharusnya
digunakan untuk membeli rokok itu dialihkan untuk keperluan yang lebih
penting. Uang itu digunakan untuk keperluan anak istri, ditabung untuk
modal usaha dan sebagainya yang lebih memberi manfaat dan menguntungkan.
tubuh seorang perokok
Jadi sudah sangat jelas kan… satu kata yang saya berikan bagi mereka yang masih merokok: gangguan jiwa!
Orang yang merokok itu sebenarnya jiwanya sudah terganggu. Jiwanya
sudah tidak sehat lagi akibatnya ia tidak bisa berpikir apa yang terbaik
bagi kesehatannya sendiri.
salam hidup sehat…
0 komentar:
Posting Komentar