Menguasai diri sendiri saat emosi tak terkontrol butuh teknik khusus.
Rasanya hampir setiap orang pernah berada dalam kondisi ini, ketika
amarah sudah di ujung kepala, dan rasanya ingin meledak. Jika terjadi di
kantor misalnya, reputasi Anda jadi taruhan atau setidaknya
mempermalukan diri sendiri.
Simak langkah-langkah ringkas untuk mengontrol emosi:
1. Tenangkan diri dengan mengatur pernafasan
Tarik
nafas lebih dalam perlahan, sambil ulangi kata "tenang". Lakukan tahap
ini terus-menerus untuk membuat diri Anda lebih tenang. Jangan katakan
apa pun kecuali pengulangan kata "tenang" (ucapkan perlahan). Fokus pada
gerakan menarik nafas untuk menenangkan diri seperti meditasi, dan
jangan lakukan kegiatan lain, sampai Anda yakin, diri Anda sudah tenang.
2. Kenali apa penyebab/provokasi kemarahan Anda
Kenali
lebih jauh apa yang menyebabkan emosi Anda begitu terusik. Apakah
situasi yang tidak menyenangkan, dan membuat amarah berkecamuk? Atau
peristiwa tertentu yang membuat Anda menjadi temperamental karena
menyangkut diri Anda, dan cenderung merugikan? Ataukah perilaku, sikap,
ucapan, perlakuan atau pesan, tulisan, catatan dari seseorang yang
memicu amarah Anda? Jika sudah menemukan siapa atau apa akar masalahnya,
tegaskan apakah itu hanya asumsi Anda atau memang realitas. Pastikan
juga Anda menemukannya sendiri secara langsung, dan bukan sekadar rumor
yang hanya ingin mengadudomba.
3. Gunakan pendekatan rasional
Pastikan
Anda masih dapat berpikir rasional dalam bertindak, meski emosi sedang
tinggi. Pikirkan kembali, kerangkakan masalahnya, dan cari alasan apa
sebenarnya yang terjadi, dan kenapa Anda sangat marah. Pendekatan secara
rasional ini perlu untuk menemukan solusi. Apakah masalah ini memicu
kemarahan di masa lalu yang tak terselesaikan? Atau apakah kejadian
sekarang ini hanya untuk memprovokasi amarah Anda atas masalah di masa
lalu? Cari tahu juga apa yang sebenarnya membuat Anda marah. Ucapannya
atau masa lalu yang diungkit kembali? Bagaimana perasaan Anda
sebenarnya, dan apa yang perlu diubah atau dilakukan dalam kondisi
sekarang?
Pertanyaan-pertanyaan ini perlu Anda pikirkan, dan Anda
jawab dengan rasional sebelum bertindak lebih tak terkontrol lagi. Bisa
jadi, orang yang memicu kemarahan Anda memang sedang mengalami hari yang
buruk, dan butuh sedikit saja toleransi dari Anda. Mungkin saja dia tak
bermaksud menyakiti perasaan Anda.
4. Ubah keadaan setelah mendapatkan akar masalah
Begitu
Anda sudah mengenali akar masalahnya, dan konteks serta masalah dibalik
kejadian yang memprovokasi amarah, lakukan sesuatu untuk mengubah
keadaan. Berikan pernyataan dengan lebih dahulu klarifikasi perasaan
Anda tentang situasi yang menegangkan tersebut. Kenali apakah peristiwa
yang provokatif tersebut memicu amarah karena terkait dengan perasaan
negatif di masa lalu. Identifikasikan amarah yang tak tuntas tersebut,
dan selesaikan saat itu juga. Jangan mengungkit yang lalu karena hanya
akan menghabiskan energi Anda. Jika sudah mengatasi amarah ini, Anda
akan lebih rasional bersikap. Tambahkan saja sedikit humor dalam
menanggapi masalah untuk mengurasi amarah Anda.
Jika masih
juga emosi, dan tak tertahankan, jangan berkata atau menanggapi keadaan
dengan emosi. Tinggalkan ruangan, cari obyek pelampiasan amarah seperti
buku harian. Tuliskan amarah Anda, dan utarakan semua kekesalan. Cara
ini setidaknya membantu melampiaskan energi negatif dalam diri.
Berteriak di lapangan atau area yang sepi pengunjung juga bisa menjadi
solusi. Atau ingin ke pusat karaoke dan menyanyi sekerasnya? Boleh juga,
tak akan ada yang terganggu bukan?
Rabu, 19 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
artikel ini sangat membantu untuk menambah wawasan kita....
BalasHapus